Wednesday, October 31, 2007

Fakta pemanasan Global


Perubahan iklim (climate change) adalah realitas. Dampak perubahan iklim telah nyata menjadi ancaman bagi kehidupan di bumi. IPCC (Intergovernmental Panel on Climate Change) dalam “Climate Change 2007: impact, adaptation, and vulnerability” menunjukkan berbagai ancaman berpotensi menjadi bencana besar. Bahkan, beberapa sumber memvonis, ancaman bencana akibat perubahan iklim lebih menyeramkan dari terorisme. Krisis air dan pangan, kesehatan, badai, kekeringan, banjir-longsor adalah hal telah mulai dirasakan dampaknya.

Indonesia tidak lepas dari dampak pemanasan global. Akibat naiknya air laut, diperkirakan 14.000 desa di wilayah pesisir akan hilang pada tahun 2015. Banjir-longsor serta badai akan semakin parah. Perubahan iklim pun akan menurunkan produktifitas pangan. Perubahan suhu dan curah hujan memungkinkan pemindahan distribusi nyamuk malaria dan demam berdarah. Penyakit lain yang akan mengancam sampai pada kematian adalah diare dan kolera.


Penelitian terakhir para ahli klimatologi di Amerika Serikat berhasil membuktikan bahwa pemanasan global terjadi karena Bumi menyerap lebih banyak energi Matahari daripada yang dilepas kembali ke ruang angkasa.

Kesimpulan ini diperoleh melalui model komputer yang mensimulasikan data-data iklim dari pengukuran suhu lautan. Bukti tersebut semakin menguatkan pendapat bahwa aktivitas manusia adalah penyebab pemanasan global.

Fakta lainnya didapat dari situs ANTARA:jika suatu ketika lapisan es di bumi mencair maka ketinggian permukaan air laut dapat dipastikan naik hingga 64 meter.






Blink bout climate change


Biasanya istilah Efek Rumah Kaca, Pemanasan Global dan Perubahan Iklim digunakan untuk menggambarkan masalah yang sama. Namun, sesungguhnya istilah-istilah tersebut lebih menunjukkan hubungan sebab akibat.

Efek rumah kaca adalah penyebab, sementara pemanasan global dan perubahan iklim adalah akibat. Efek rumah kaca menyebabkan terjadinya akumulasi panas di atmosfer, yang kemudian akan mempengaruhi sistem global. Hal ini bisa menyebabkan naiknya temperatur rata-rata bumi yang kemudian dikenal dengan pemanasan global.

Pemanasan global pada akhirnya menyebabkan terjadinya perubahan iklim, atau tepatnya perubahan beberapa variabel iklim seperti suhu udara, curah hujan dan musim.

Perubahan iklim menyebabkan mencairnya es dan gletser di seluruh dunia, terutama di Kutub Utara dan Selatan. Diketahui bahwa es yang menyelimuti permukaan bumi telah berkurang lebih dari 10% sejak tahun 1960. Sementara ketebalan es di Kutub Utara telah berkurang 42% dalam 40 tahun terakhir (Fred Pearce, 2001).

Selain itu, perubahan iklim juga menyebabkan terjadinya pergeseran musim, dimana musim kemarau akan berkangsung lama sehingga menimbulkan bencana kekeringan dan penggurunan. Bencana ini mulai dapat dijumpai dengan mudah di beberapa daerah di Indonesia. Sementara itu, para ilmuwan juga memperkirakan bahwa kekeringan akan melanda Afrika, Eropa, Amerika Utara dan Australia.

Dampak perubahan iklim yang lainnya adalah meningkatnya permukaan air laut. Menurut IPCC (Intergovernmental Panel on Climate Change), panel ahli untuk isu perubahan iklim, dalam 100 tahun terakhir telah terjadi peningkatan permukaan air laut setinggi 10-25 cm. Sementara itu diperkirakan bahwa pada tahun 2100 mendatang akan terjadi peningkatan air laut setinggi 15-95 cm (Green Peace, 1998).

Selain dampak-dampak diatas, perubahan iklim juga akan menyebabkan terjadinya krisis persediaan makanan akibat tingginya potensi gagal panen, krisis air bersih, meluasnya penyebaran penyakit tropis seperti malaria, demam berdarah dan diare, kabekaran hutan, serta hilangnya jutaan spesies flora dan fauna karena tidak dapat beradaptasi dengan perubahan suhu di bumi.

Banyak tindakan yang bisa dilakukan oleh setiap individu untuk mencegah terjadinya perubahan iklim. Diantaranya berjalan kaki atau bersepeda pancal jika jarak tempuh dekat, yang tentunya akan mengurangi polusi udara yang dihasilkan. Bisa juga dengan mematikan listrik jika tidak digunakan, karena dapat mengurangi emisi gas karbon yang dihasilkan.

Tindakan-tindakan lainnya yang bisa dilakukan untuk mencegah pemanasan global seperti membeli produk-produk ramah lingkungan, memanfaatkan lahan kosong untuk pepohonan, membeli produk dengan sedikit kemasan, menggunakan transportasi umum dari pada kendaraan pribadi, membawa botol minuman sendiri saat pergi sekolah atau bermain, menggunakan lampu TL / neon dari pada lampu pijar karena lebih hemat energi dan rajin menservis kendaraan bermotor untuk mengurangi emisi gas buang kendaraan. (sumber dari: www.tunashijau.org)